Setelah sampai di Bank Indonesia kami menghabiskan makanan kami terlebih dahulu karena di dalam museum tidak boleh memakan makanan dan minuman diarea museum, serta tas pengunjung juga harus dititipkan. Ini beberapa foto-foto kami di depan Bank Indonesia.
Sekitar pukul 11.30 kami memasuki museum Bank Indonesia. Di pintu masuk tas kami harus diperiksa petugas yang berjaga terlebih dahulu agar tidak ada unsur kriminal yang dibawa di dalam tas para pengunjung. Setelah diperiksa kami menuju ke atas untuk menitipkan tas dan memasuki area museum yang ada di Bank Indonesia.
Saat menitipkan tas, penjaga penitipan barang memberitahu bahwa dalam waktu 15 menit lagi museum akan ditutup untuk beristirahat karena para petugas harus melaksanakan ibadah sholat Jum’at. Mendengar hal itu kami tidak mau menyia-nyiakan waktu. Jadi, dalam waktu 15 menit kami harus memanfaatkan waktu untuk melihat isi yang ada di dalam museum tersebut. Setelah menitipkan barang bawaan kami menuju ke meja tiket dan ternyata masuk museum Bank Indonesia tidak dikenakan biaya alias gratis. Kami hanya mendapatkan tiket sebagai bukti kami pengunjung museum Bank Indonesia.
Di dalam museum sangat sejuk dan nyaman sekali untuk para pengunjung, padahal suhu Jakarta Kota saat itu cukup terik di luar. Sebenarnya saya sendiri tidak terlalu memperhatikan cerita yang ada di dalam museum, tetapi banyak peninggalan sejarah Bank Indonesia yang memukau sekali. Disaat pertama memasuki area museum ada peninggalan sejarah berupa lukisan kapal-kapal yang besar seolah-olah kita sedang berada di pelabuhan. Ada juga rempah-rempah yang disimpan disini dan ini merupakan rempah-rempah yang jaman dulu sangat diburu oleh para penjajah karena kekayaan alam Indonesia ini. Saya mengambil beberapa foto yang ada di dalam museum Bank Indonesia tersebut :
Setelah pukul menunjukkan 11.45 kami harus keluar dari museum karena akan ditutup untuk waktu istirahat. Kami memutuskan untuk kembali ke museum Bank Indonesia lagi karena belum puas melihat-lihat museum ini. Karena sudah menunjukkan waktu makan siang, kami pergi untuk mencari makan siang di sekitar kawasan Wisata Kota Tua.
Sebelum mencari makan, kami melihat seorang penjual tasbih dan di lapaknya terdapat tulisan membaca garis tangan, arti sebuah nama dan meramal. Teman saya Dita tertarik untuk sekedar mampir dan istilahnya “iseng” karena penasaran dengan arti namanya dan membaca garis tangannya. Akhirnya kami mampir dan cukup lama juga kami berada disitu. Dari kami berenam hanya Iyus dan Farhan yang tidak tertarik dengan hal tersebut. Saya, Dita, Sarah dan Ratih mencoba bertanya-tanya dengan orang tersebut. Kami berada di tempat itu cukup lama sekitar 30-45 menit karena sangat menyenangkan membicarakan hal-hal yang belum kita ketahui ke depannya akan terjadi seperti apa dalam hidup kita. Percaya tidak percaya dengan hal seperti ini, hal ini hanya untuk seru-seruan saja dalam menunggu Museum Bank Indonesia dibuka kembali. Setelah puas dengan hal-hal yang seperti ini kami akhirnya mencari makan di sekitar kawasan Wisata Kota Tua.
Selesai makan siang kami menyempatkan diri untuk melihat Museum Keramik yang terletak di kawasan Wiisata Kota Tua juga. Sayangnya tidak boleh menggunakan kamera digital jadi tidak ada foto di dalam museum yang dapat saya abadikan. Ini adalah foto halaman dari Museum Keramik. Di dalamnya banyak sekali peninggalan dibidang kesenian ada lukisan dan keramik-keramik. Tapi memasuki museum ini kita harus mengeluarkan biaya RP 3.000,- untuk pelajar dan mahasiswa.
Cukup berkunjung di kawasan Museum Keramik kami kembali ke Museum Bank Indonesia karena ada ruang khusus uang jaman dulu hingga masa kini dar seluruh Indonesia yang disimpan di dalam ruang ini dan sebelumnya kami belum sempat mengunjunginya. Hanya saja sayang sekali di dalam kita tidak boleh mengambil foto dengan menggunakan flash karena dapat merusak uang-uang yang ada di dalam, jadi saya tidak mempunyai backup foto-fotonya.
Ternyata uang yang ada di Indonesia sangat beragam dan unik-unik. Ada uang koin yang berbentuk segitiga dan ada uang kertas yang sangat lebar dan sangat kecil. Sejarah uang Indonesia dari jaman dulu sampai sekarang yang belum di cutting pun ada. Pokoknya tidak sia-sia kami pergi jauh-jauh dari Depok ke Kota Tua untuk mengunjungi museum Bank Indonesia.
Puas dengan kunjungan hari itu saya dan teman yang lainnya mulai merasa kelelahan. Kami beristirahat sejenak untuk merenggangkan kaki ditempat yang disediakan oleh museum dan berfoto-foto untuk menghilangkan penat yang ada.
Setelah puas beristirahat kami bersiap-siap untuk segera pulang. dan berkumpul ke kelompok masing masing akhirnya kita pulang ke sinar cendekia itu adalah pengalaman yang sangat menyenangkan karena sudah ke museum-museum.